PUISI AKHIR PEKAN

 

HANYALAH MANUSIA

Sebuah insan yang telah lahir..
Membuka mata dengan teriakkan dan tangisan..
Takdir dan perjalanan yang sudah dimulai dengan terbitan matahari yang tersenyum..
Betapa takutnya diri kita saat akan menghadapi itu semua..

Kau yang sedang duduki kursi yang diam..
Kau yang sedang menatap masa depan dengan tertawa..
Kau sedang membanting tulang dengan gigih..
Kau yang sedang merampas hak-hak manusia..
Lihat mereka yang sedang berjalan di pinggiran trotoar dengan penuh harapan..

Hey manusia ingatlah saat dirimu merasa sedih, ingatlah di sana masih ada yang lebih sedih dari dirimu..
Hey manusia ingatlah saat dirimu merasa berkuasa, ingatlah di sana masih ada yang lebih berkuasa..
Hey manusia ingatlah saat dirimu merasa tak berguna, ingatlah di sana masih ada yang lebih tak berguna..
Hey manusia ingatlah saat dirimu merasa hancur, ingatlah di sana masih ada yang lebih hancur..
Hey manusia ingatlah saat dirimu merasa bahagia, ingat di sana masih ada yang lebih bahagia..

Sebuah puisi sedikit ungkapan pada diriku dan dirimu agar selalu mengingat kita adalah manusia..
Penuh dengan kesalahan maupun permasalahan..
Di sebuah pemikiran, hati, jiwa dan tentang semuanya..

BERUBAH

Di sudut kota gemerlap kota
Si pejalan berjalan seiringan waktu
Berhembus nafas yang sedikit lega
Harapan dan kenyataan
Tak berhenti dalam detik
Wajah dan pikiran berubah begitu
Sesuatu yang gagal tak sampai di situ
Matahari menyambar tubuh
Menetes keringat dengan lancar
Begituhah suatu kenyataan dalam perubahan
Begitu nyata dan jelas pekat bagai hitam piloks

KEPARAT INDVIDU

Di suatu tempat menimba ilmu
Bertemu kawan yang berbeda
Begitu sok jagoannya tanpa melihat lainnya
Sikap indvidualisme itu adalah fuck
Ilmu bukan untuk dirimu sendiri
Namun berbagi bukan hanya mengejar suatu nilai
Nilai bukan berarti, namun yang berarti kenyataannya
Jalan hidup orang lain tanpa mereka ketahui
Cahaya dan kegelapan sedikit mewarnai
Perkara hidup Tuhan yang mengatur segala realita
Mungkin kita diam namun pikiran terus berjalan
Menangkap sebuah ide dan kemajuan dalam hidup
Buku tanpa alat tulis itu tak akan berarti
Namun saling berbagi itulah yang paling penting

RUANG SEMPIT

Di tempat singgah tak biasa
Debu berkata kata itu siapa
Pintu menyapa dengan gembira
Udara angin mengelus keringat ini
Memulai langkah yang berbeda dengan keberanian
Entah mengapa semua ini terjadi
Jadilah rumah yang tetap singgah
Bertemu dengan para manusia berwarna
Dengan sikap yang berbeda-beda
Berfikir merangkap semua yang ada
Jalan kotor lalui dengan seadaanya
Mungkin ini jalannya dengan melalui bukan melarikan
Banyak hal yang tak mampu melawan angin
Menghadang bagai besi
Berfikir bagai bintang
Menjalani bagai tanah

DI SISI LAIN

Di hari hari yang cerah tanpa hujan
Waktu berlari dengan cepat
Angin menyapa awan
Suara trotoar selalu kudengar
Dengan harapan kasih yang ada
Namun semua terbuang
Dia yang pergi bagaikan bus tanpa sekejap
Hanya bayangan yang masih menetap di jalan
Raga dan fikiran tanpa berjalan lurus
Hati butuh amunisi
Disajikan dengan ketulusan bukan kebohongan
Cinta yang dibagikan bukan seperti sedekah
Namun cinta itu menetap dengan sungguh
Bukan berlari hinggap di manapun
Sungguh miris sebuah cinta
Tak ada yang kuinginkan
Yang kuinginkan dia dia
Namun beda realita tentang mimpi kisah ini

KAU DATANG

Tanpa ada kabar
Dari jarak tanpa arah
Kau jauh tanpa kubayangkan
Tuhan hadirkan sebuah cahaya
Yang berkilau seperti bidadari
Hati yang tak kuungkapkan
Dengan sengaja kuungkapkan
Sedikit kata namun kukatakan
Kau pilihanku dengan hati dan pikiran
Semoga kau datang untuk selamanya
Dengan bersama sampai jadi debu

MIMPI KAU DAN AKU

Aku berkhayal dengan semangat
Dengan diskusi dengan harapan
Kau yang kau katakan
Membuatku melangkah lebih jauh
Impian yang jauh seperti awan jarak dari tanah
Ini semua adalah harapanku untukmu
Semoga bukti kuwujudkan
Garis yang tajam melawan arah
Tanpa sebab namun ini adalah kenyataan
yang kuinginkan di dalam ilusi
Semoga Tuhanku mengabulkan semuanya
Berbahagia selalu bersama

BERTAHAN

Tak bisa apa
Tetap slow
Berpikir dalam pikiran
Hati mengundah
Mampu atau tidak
Aku adalah aku
Aku bisa aku bisa
Kuat bagai baja
Arah langit, panas tak masalah
Ini aku dan aku
Bukan kamu atau dia

KUATKU

Ini kisah realita
Dalam kehidupan
Kasih dan cinta yang dia tanamkan
Dengan sepenuh hati Wwktu dan material
Ketulusan yang ada dan kebahagiaan di waktu itu
Dengan kenyamanan yang ada di saat itu
Semoga disemogakan
Namun kenyataannya dalam realita
Tidaklah begitu
Hati yang tulus begitu rapuh
Di saat kau bersama dengan yang lain
Di depan mata empat ini
Tertuju dalam kerisauan hati dan pikiran

TERMENUNG

Terlihat jelas penampakan sebuah cerita
Bayangan kehidupan yang keruh
Kotoran di mana-mana
Aku tak tahu harus apa
Jalan berlubang kulewati
Panas matahari takkan kuhindari
Udara beterbangan senyuman daun rindang
Jalan hidup masing-masing
Aku dan alam saling bermesraan
Mata terpejam rasakan dingin alam
Begitu indah jika kita selalu bersyukur

BERDIRI TEGAK

Sekelompok manusia berbagai warna
Dari ujung kepala hingga bawah tak ada yang sama
Berlomba dalam ambisi masing-masing
Begitu sibuk langkah mereka
Arah berjalan berbagai arah
Waktu bergerak berputar cepat
Matahari muncul dari arah timur
Terbenam dari arah barat
Berdiri tegak dalam sebuah kenyataan
Lakukan apa yang kamu kerjakan
Kokoh dalam pemikiran tak mudah rapuh melawan kesengsaraan

RUANG KOS

Jam berdering tertawa bantal sedang memeluk

Karya: Abdullah ‘Juwoosan’ Ikhsan, mahasiswa Universitas Istek Mulia Yogyakarta, berasal dari Rowobayem, Purworejo, @juwoosan (social media networks)
Ilustrasi: mainkankameramu.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *